Wednesday, December 21, 2011

Cucu untuk Ibu [FF#100K]


Emak merasa sedih. Bukan karena anaknya yang sudah tiga tahun tidak pulang. Tetapi tetangganya memang berisik, dia yang ingin cucu, kemaren, mereka yang menanyakan lagi.

Jangankan cucu, menantu pun ia belum bertemu. Yang ia tahu, anaknya kini bekerja di Jakarta, tinggal di komplek elit, ada mobil, dan istri yang cantik. Mereka terlalu sibuk, sehingga belum bisa pulang kampung.

Monday, December 19, 2011

Arwah Anisa [FF#100K]



Anisa masih saja duduk di teras rumah, padahal hari telah menjadi gelap. Lembayung senja telah berubah menjadi pekat.

Di depan pintu, seorang perempuan paruh baya hanya berdiri mematung, memandang hampa ke arah jalanan yang sepi, berharap seseorang akan datang kembali.

Thursday, December 15, 2011

Rumah Hantu [FF#100K]



Malam sudah larut, purnama tertutup awan gelap. Lapar yang membuatku harus keluar rumah, di dapur, sebungkus mie pun tak kudapti.

Aku sedang beruntung,

Tuesday, December 6, 2011

Ayo Menulislah Kawan


Menulis sungguh mengasikan jika memang sedang ada mood yang baik. Ide di kepala sepertinya mengalir bagai air bah yang ditumpahkan dari langit, tangan dengan mudah menekan tuts huruf di keyboard, pena menari-nari dengan lincah di atas kertas. terasa mudah dan mengasikan. Saking asyiknya sampai tak terasa sudah berapa halaman yang ditulis.

Monday, November 28, 2011

Falih dan Cerita Mandi Bola


Sikap Falih seoarang anak berusia delapan tahun begitu aneh beberapa minggu ini, tidak seperti hari-hari biasanya, dia lebih senang mengurung diri di dalam kamar, keceriaan seolah hilang dari dirinya. Sifat periang yang dimilikinya pun lenyap entah kemana.

Rizal ayahnya adalah seorang pegawai swasta yang mendapatkan promosi jabatan di luar daerah sedangkan Rheni ibunya , pegawai negeri sipil di sebuah instansi pemerintah di kotanya. Keduanya selalu disibukkan dengan rutinitas pekerjaannya masing-masing.

Tuesday, November 22, 2011

Terbanglah Terus Timnas Garuda Indonesia



Kekalahan memang menyakitkan, apalagi itu terjadi di negeri sendiri, di hadapan ribuan pendukung setia Timnas Garuda Indonesia. Harapan dan asa itu terbang bebas setelah 120 menit yang membuat jantung berdegup kencang berlalu.Terbang oleh kata-kata menakutkan kalah dari keberuntungan sebuah adu pinalti. Dahaga gelar membuat semua komponen bangsa ini bersatu untuk membela dan mendukung Garuda Muda meraih mimpi itu.

Kerja keras telah di tunjukan oleh mereka, berjuang mati-matian, jatuh bangun dan tersungkur mencium tanah hanya untuk mempertahankan gawang dari kebobolan. Daya juang yang tinggi semangat pantang menyerah seperti simbol bahwa mereka adalah pemuda-pemuda yang ikut berjuang membela tanah air ini, bukan dengan mengangkat bambu runcing seperti pahlawan pendahulu mereka, melainkan melalui sepak bola.
Dan  malang memang tak dapat ditolak untung pun belum dapat diraih, karena dewi fortuna telah memilih sang lawang untuk menjadi juara. Tapi ingatlah kawan bukankah kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda, kami percaya itu.

Sunday, November 20, 2011

Pigura Kenangan


“Aku ingin mengajakmu makan malam lagi Mel, seperti seminggu yang lalu. Di tempat biasa kita makan dulu.” Suara berat Jimmy di seberang telepon seperti meminta. Meli terdiam sesaat, mencoba berfikir sejenak untuk mencari alasan agar bisa menolak tawaran itu. Jika ajakan-ajakan sebelumnya dia tidak sanggup menolak, tapi tidak untuk malam ini.

“Mel, kamu masih mendengar suaraku kan?” suara Jimmy kembali terdengar dalam kesibukan Meli mencari-cari alasan penolakan.

“Iya Jim, terdengar sekali kok.” Sahut Meli cepat dengan nada yang dibuat riang. “Tapi maaf, dengan berat hati aku menolak. Aku harus menyelesaikan tugas kantor karena sudah dikejar deadline.” Ujar Meli bohong dan berusaha keras membuat aksen bicaranya menjadi meyakinkan.

“Baiklah kalau begitu Mel. Tetapi aku tetap berharap suatu saat kita bisa makan bersama lagi. Berdua.” Kali ini suara Jimmy terdengar kecewa mendengar kalimat penolakan dari Meli.

Meli menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya yang empuk setelah Jimmy menutup teleponnya tiba-tiba. Fikirannya melayang jauh, batin masih berkecamuk. Ada sesal, setelah dia menolak ajakan Jimmy. Semenjak pertemuannya dengan Jimmy suatu siang di sebuah mall, kini lelaki itu kembali mengusik hari-harinya setelah hampir sepuluh tahun mereka berpisah. Bayangan masa lalu yang sudah dikuburnya dalam-dalam, perlahan kembali terpampang jelas di pikirannya. Jimmy pernah mengisi hari-hari indah Meli. Empat tahun mereka berpacaran, bukanlah waktu yang sebentar karena banyak kenangan yang sudah mereka lalui bersama, sampai akhirnya mereka berpisah karena orangtua yang tidak pernah merestui hubungan mereka.

Meli masih terhanyut dalam kenangan masa lalu dan tidak menyadari Erwin masuk ke dalam kamar. Bahkan ketika Erwin meletakkan tas hitamnya di atas meja. Lalu ia membuka kemeja lengan panjang yang dipakainya dan memasukannya ke dalam keranjang cucian di balik pintu kamar.

Tuesday, November 15, 2011

Saya Suka Gaya Wim di Pinggir Lapangan



Mengecewakan, itulah kata-kata yang terucap oleh mungkin hampir seluruh pemirsa TV dan pecinta Timnas Garuda, setelah melihat hasil akhir pertandingan Indonesia vs Iran yang berkesudahan 1-4 buat tim tamu. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada punggawa-punggawa Timnas yang sudah berjuang mati-matian untuk setidak-tidaknya menuai hasil seri, harus diakui Timnas senior kita memang masih setingkat di bawah tim Iran.

Yang lebih mengecewakan lagi menurut saya adalah melihat sang pelatih, yang sepanjang pertandingan tidak tampak sekalipun berdiri di pinggir lapangan, memberian support, instruksi ataupun perintah yang bisa membangkitkan daya juang pemain-pemain yang sedang berada di tengah lapangan. Entahlah apakah instruksi ataupun support sang pelatih sudah habis-habisan di berikan di ruang ganti, atau memang para pemain dibiarkan saja menanggung beban mental ketika tengah di bombardir oleh pemain-pemain lawan.

Sunday, November 13, 2011

Halte dan Cerita Hujan

 
ilustrasi : www.wartanews.com


Faishal memacu motornya kencang, karena langit sudah semakin gelap dan pekat, angin sudah mulai bertiup kencang, sepertinya hujan lebat akan turun di sore ini. Tak sanggup ia membayangkan jika dia sampai terjebak oleh hujan, kemacetan dimana-mana, belum genangan air yang sering membuat jalan yang dilaluinya pulang kerja menjadi lautan air.

Tapi untung tak dapat diraih malang tak dapat di tolak, hujan pun turun juga, dimulai dengan rintik-rintik, kemudian menjadi seperti air bah yang ditumpahkan dari langit. Angin kencang pun bertiup merobohkan pohon besar yang ada di pinggir jalan, dekat trotoar.

Mau tak mau Faishal pun akhirnya menepi, dengan tergopoh memarkirkan motornya, jaket hitam yang di kenakanya sudah basah terkena air hujan. Baru saja dia berteduh di sebuah halte bus di pinggir jalan, sebuah sedan silver melintas dan melaju dengan kencang, sehingga menimbulkan cipratan air yang mengenai sepatunya yang mengkilap.

"Sompret, sialan loe ya, udah tau ujan bawa mobil kayak setan, gak punya mata kali yah " Faishal menghardik dan mengumpat, tapi yang diumpat tetap berlalu dalam guyuran hujan yang semakin deras, sehingga umpatan Faishal itu tidak mungkin terdengar, bahkan mungkin umpatan itu hanya terdengar olehnya sendiri.

Pengamen Malam

Di bus itu kau nyanyikan lagu
Lagu lama yang masih terdengar merdu
Walaupun kau nyanyikan dengan suara sumbangmu
Hanya demi uang receh yang sangat berarti bagimu

Tak perduli dengan para pendengarmu
Apakah suka,murka, atau tengah terluka
Tetap saja iringan gitar dan nyanyian keluar dari mulutmu
Sungguh kau nikmati semua itu

Hidup ini memang keras kawan
Tak ada sesuatu yang dapat kita gapai
Jika kita tidak mau mencoba meraihnya
Itu menurutmu kawan

Kau sandarkan hidupmu
Di jalanan dan kerasnya kehidupan
Tanpa mengenal takut dan pengecut
Karena kau sudah tahu resiko apa pun yang akan menghadang

Mungkin demi sesuap nasi,sebatang rokok, dan segelas kopi
Mungkin juga demi anak dan istrimu
Atau mungkin demi kesenangan hidupmu
Tapi itulah cara mu mengejar mimpi

Tak sedikit orang yang mencibirmu
Memandangmu dengan nanar dan sinis
Mengaanggap kau bodoh dan malas
Mengaanggapmu hanya pasrah kepada keadaan

Pengamen malam, aku menyebutmu
Menemani perjalananku di setiap malam akhir pekanku
Menghiburku dengan suara sumbangmu
Hanya demi receh yang kadang tidak aku perdulikan tapi berarti bagimu

Ah...Pengamen malam
Bukankah aku pernah menjadi sahabat dan bagian darimu...

*tulisan ngawur, menghilangkan jenuh menghadapi macetnya jalan di akhir pekan..

Ceraikan Aku, atau EGOmu !

“Sudahlah aku capek dengan keadaan ini”.

Praangggg…. Sebuah piring kembali melayang, memecah kesunyian malam. Gwen hanya menangis melihat perbuatan Falih, suami yang dahulu sangat dikaguminya itu.

“Kalau kamu memang sudah memilih jalan itu, kita bercerai sekarang.” Kembali suara Falih terdengar begitu keras, seakan ingin memecahkan gendang telinga Gwen, apalagi kata-kata terakhir “cerai”.

****
Sepuluh tahun lalu Falih dan Gwen adalah dua orang sahabat yang sama-sama aktif di kegiatan kampus mereka. Falih menjadi ketua senat sedangkan Gwen ketua redaksi koran kampus di bangku kuliah yang sama.

“Siapa Gwen itu? Berani sekali menulis opini tentangku. Kenal pun tidak!” Falih Geram membaca pemberitaan tentang jabantannya sebagai presiden mahasiswa di koran kampus.

“Dia kan ketua jurnalis kampus yang baru. Ah, cari muka saja itu, biar Koran kampus ramai” jawab Erwin sahabat Falih.

Falih melempar Koran ke meja dan bergegas menemui gadis yang membuatnya marah. Di ujung gedung UKM, di ruangan bertuliskan “Redaksi” terdengan suara Falih, bernada protes.

“Kamu ngerti etika nggak sih? Menulis tentang aku tanpa konfirmasi terlebih dulu” bentak Falih keras.

“Loh, koq marah? Itu kan rubrik Opini Mahasiswa, dan yang tertulis di situ semua pendapat dari teman-teman mahasiswa koq. Aku hanya merangkumnya, tidak lebih!” Gwen tak kalah keras.

Falih marah. Tapi,… tidak. Di balik marah itu, Falih terpikat. Gadis itu begitu berani, tegas, dan berwibawa. Falih paling benci gadis manja. Tapi Gwen berbeda. Falih langsung bisa menilainya.

“Tapi kau menyimpulkannya sendiri. Dan kesimpulanmu itu keliru nona!” Falih membalas, lebih pada memancing sebenarnya. Dia menggali pribadi Gwen.

“Oh, maaf saja ‘Mr. Perfect’, aku hanya menarik benang merah dari setiap lontaran opini mereka” jawab Gwen sambil menyilangkan kedua lengan di dada. Ketegasan yang mempesona.

****

Thursday, November 10, 2011

Hati-hatilah Ketika Berada di Bus Malam


Pengalaman ini semoga tidak terjadi pada siapa pun, berhati-hatilah ketika naik kendaraan umum di malam hari, terutama bis transit antar kota, baik itu bis AC ekonomi atau AC patas sekalipun.

Kejadian tidak mengenakkan ini terjadi pada saya beberapa bulan yang lalu, ketika saya dalam perjalanan pulang dari Cilegon Banten menuju Jakarta dengan menggunakan bus patas AC jurusaan Merak-Kampung Rambutan.

Saya naik bis patas AC dari Merak sekitar pukul 12 malam, saya memilih naik bus patas AC jurusan Merak-Kampung Rambutan untuk melanjutkan perjalanan saya ke Pasar Minggu. Tanpa ada rasa khawatir seperti biasa saya pun meletakkan tas punggung saya di bagasi yang tersedia di atas tempat duduk. Setelah membayar ongkos, karena badan terasa capek akhirnya saya pun tertidur, dan terbangun ketika saya turun di Pancoran.

Siang harinya setelah sampai di rumah, karena ada data yang saya perlukan maka saya mencari ekternal hardisk saya yang selalu ada di dalam tas yang saya bawa, lama membongkar isi tas tidak saya temukan juga barang yang saya cari tersebut, padahal saya yakin sekali ketika saya berangkat barang itu masih ada di dalam tas.

Angka Sial [FF 100K]




Pesta telah usai, kemeriahan tinggal menyisakan kelelahan bagi si empunya acara. Senja telah berganti malam, lampu kamar pengantin pun telah berubah menjadi temaram.

"Inilah saatnya, sayang" bisik Sang Arjuna di telinga Sang Dewi.

Namun Sang Dewi hanya menggeleng perlahan, sebuah isyarat bahwa Ia belum siap menikmati malam pertama itu.

"Kenapa sayang? bukankah kita sudah sah, menjadi pasangan suami istri?"

Sang Arjuna bertanya, seraya menahan hasrat yang kian memuncak.

Dalam remang cahaya lampu kamar, Sang Dewi meraih kalender meja, lalu melingkari dengan spidol merah, angka 13, tanggal seperti yang tertera di undangan pernikahan mereka. Dan ia pun berkata pelan,

"Maafkan aku sayang, jangan malam ini, aku lagi dapet"

Tuesday, November 8, 2011

Jika Facebook di Kantor di Blokir

1295252772186391415
Pernah punya pengalaman dengan  situs facebook yang  diblokir oleh admin di kantor? Hehe pasti ada perasaan sebel, dan paling tidak ngedumel di belakang, sebenarnya  dilarang untuk kesal dan jengkel dengan perbuatan admin tersebut, karena sang admin hanya menjalankan perintah atasan, yang memang sudah menjadi tugas dan kewajibannya.  Walaupun sang admin sebenernya memilki hobi yang sama, hobi buka facebook, update status , bermain game, sharing photo, atau sekedar menyapa teman dengan mengunakan fasilitas chatinggnya.

Lalu jika situs facebook sudah di blokir di kantor,  apakah dunia menjadi kiamat... ?? haha jangan beranggapan dunia akan kiamat dulu, masih banyak cara yang bisa di lakukan untuk mengatasinya, ingat pepatah, banyak jalan menuju Roma.

Langkah pertama, hentikan kebiasaan yang mungkin dianggap bos sebagai kebiasaan buruk tersebut di kantor, update status gak jelas, chatting dengan selingkuhan , atau pekerjaan jadi terbengkalai semua karena keasikan di depan komputer  bermain game online yang di tawarkan oleh facebook.  Jika sudah terbiasa tidak bermain-main dengan facebook, maka selamat berarti  kualitas dan kuantitas kinerja akan semakin membaik dan meningkat.

Thursday, November 3, 2011

Kuliah Mimpi




"Mau sekolah dimana nak, setelah kamu lulus nanti?" demikian pertanyaan Pak Bejo kepada Dul, anak kesayangannya.
"Saya mau melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi negeri Pak" Jawab Dul dengan mantap dan antusias.

"Memang bapakmu mau bayar pake apa buat melanjutkan kuliahmu?," Pak Bejo malah balik bertanya.
"Bapak ini gimana? ya pake uang lah, kan pemerintah sudah mengalokasikan 20 persen anggaran negara untuk pendidikan, nah dari anggaran itu kan kita enggak perlu bayar kuliah" jawab Dul dengan gaya meyakinkan.

Sunday, September 11, 2011

Sepenggal Cerita dari Pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain

Dengan naik kendaraan umum saya berangkat dari rumah jam 10 pagi untuk membeli tiket pertandingan Pra Piala Dunia 2014 antara Indonesia melawan Bahrain. Saya putuskan berangkat pagi karena dari Harian Olahraga yang saya baca dari 80 ribu tiket yang disediakan panpel, 70 ribunya sudah terjual pada satu hari sebelum pertandingan. Sampai di stadion antrian untuk membeli tiket sudah panjang sekali karena baru satu loket yang dibuka untuk pembelian tiket baru, sementara loket penukaran bagi yang memesan tiket sebelum hari pertandingan di stadion juga tak kalah ramainya.

Selagi menikmati panjangnya antrian sambil berpanas ria, ada pemberitahuan dari beberapa suporter yang mengatakan ada loket yang sudah dibuka lagi dan belum ada antrian, saya bersama suporter lain pun berlarian menuju loket yang dimaksud jarak yang ditempuh lumayan jauh, namun demi menyaksikan langsung laga Timnas, saya dan para suporter lain rela berlarian menuju kesana, bukan untuk mendapatkan tiket gratis, tapi dengan membayar tentunya.

Wednesday, August 10, 2011

Menu Sahur Ala Anak Kost


Menjalankan ibadah puasa dengan menyandang status sebagai anak kost yang sudah barang tentu jauh dari keluarga karena tuntutan pekerjaan memang penuh suka duka. Sukanya punya ibu kost yang baik hati dan tidak sombong, yang rajin nawarin untuk berbuka puasa ataupun sahur di rumahnya. Dukanya mesti keluar nyari makan sahur sendiri di pagi buta, dengan berbagi macam problemanya, seperti kejadian yang saya alami pagi tadi.

Monday, July 11, 2011

Kejamnya Media

Bergabung dengan komunitas blogger memang memberikan nuansa batin tersendiri, banyak  pengatahuan baru yang di dapat. Update berita baru selalu berseliweran di depan mata, menggoda untuk mngklik, membuka dan membacanya. Jika dirasa menarik maka dengan senang hati kita akan memberikan komentar ataupun memberikan rating. Berita apa saja, politik, ekonomi, teknologi, musik, hobi, cerita fiksi sampai tulisan ringan yang mengandung humor.

Kembali kepada selera berita, kadang kala kita menemukan tulisan yang memang "kita butuhkan" dan tak jarang pula kita menemukan tulisan-tulisan yang membuat kita menahan napas, membuat kita mengepal geram, apalagi jika kita tau persis dengan kondisi  sebenarnya yang  jauh berbeda dengan tulisan yang sedang kita baca. Seringkali emosi terpancing memberikan komentar yang ikut memanaskan suasana, tanpa di sadari kita telah bermain dalam arus dikusi. Terhadap komentar yang kita lontarkan seringkali kita juga tidak sadar bahwa komentar kita tersebut menyingung perasaan orang lain, walupun itu hanya sebuah tulisan hehe atau hahaha jika memang itu dianggap menghina oleh orang lain maka akan tetap dianggap menyinggung perasaan.

Monday, June 6, 2011

Surat dari Laut


Surat ini hanya surat biasa dari rakyat kecil biasa juga, pengguna moda transportasi laut dari Merak-Bakauhuni maupun sebaliknya. Sampai kapan nasib kami para pengguna moda transportasi ala rakyat kecil ini benar-benar mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kami bukan menuntut fasilitas yang istimewa karena kami sadar dengan ongkos yang kami bayar untuk memakai moda transportasi tersebut mungkin itulah layanan yang terbaik yang layak kami terima.

Namun tentu kami boleh mempunyai angan-angan akan ada perubahan dan pelayanan yang lebih baik. Pelayanan yang kami harapkan ada perhatian, waktu tempuh antara Merak-Bakauhuni berdasarkan pengalaman bisa ditempuh dalam waktu dua jam setengah, tetapi seringkali kami menemui waktu tempuh yang lebih dari itu, tiga jam, empat jam bahkan kadang sampai lima jam dan enam jam, tanpa ada pemberitahuan yang jelas, padahal kami ingin cepat sampai di rumah, bertemu anak, istri dan keluarga yang hanya bisa berkumpul jika waktu libur tiba.

Thursday, May 12, 2011

Black Book Bukan Sekedar Novel Biasa



Membaca Black Book karya blogger dan kompasiner Mba Winda Krisnadefa, saya seperti diajak masuk ke dalam lorong yang gelap dan pekat. Semakin kita masuk ke dalam maka kegelapan yang akan kita temui, disinilah rasa penasaran kita diaduk-aduk oleh sang penulis untuk menemukan cahaya, kecil sekalipun, sehingga kita akan semakin tertantang untuk masuk lebih dalam lagi.

Tuesday, May 10, 2011

Selamat Ulang Tahun Falih



Anakku..

Hari ini dua tahun yang lalu engkau lahir ke muka bumi…

Dari rahim Ibu mu..

Dalam keadaan lemah, dalam keadaan payah

tanpa ada papamu disampingnya

Tapi Mamamu kuat dan sanggup melalui perjuangan hidup dan mati

demi kehadiranmu

Tuesday, February 22, 2011

Ragunan, Ruang Hijau di Selatan Jakarta

Jakarta memang sudah identik dengan polusi, kemacetan, keramaian dan problema lain seperti kota-kota besar lainya. Tapi benarkah kota Jakarta sudah benar-benar tidak menyediakan ruang hijau bagi warga yang tinggal disana.


Jika kita mau menengok sedikit ke daerah Selatan Jakarta, maka kita akan menemukan tempat yang menyediakan ruang hijau bagi warga Jakarta. Tempat itu adalah Taman Margasatwa Ragunan yang berada di Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan luas taman 147 hektar dan diisi ribuan ekor satwa.

Thursday, January 20, 2011

Untukmu Ibu...



Ibu ...


Sembilan bulan Engkau mengandungku
Susah dan payah serta deritamu saat itu
Tak membuatmu membenciku
Hidup dan mati menjadi pilihanmu
Saat Engkau melahirkanku
Menemani dan menuntunku
Melewati masa kanak-kanak itu

Ibu ...


Jasa mu tak mungkin terbalas
Niatmu tulus dan  ikhlas
Mendidik tanpa bias
Untuk menghadapi dunia yang sungguh keras

Ibu ...


Maafkan aku jika  belum bisa membahagiakanmu
Membuatmu tersenyum di sepanjang waktu
Mendengarkan dan mengikuti semua nasehatmu
Memberikan apa keinginan mu

Ibu ...


Kini Engkau sudah terlihat lelah
Guratan pahit dan manis kehidupan
Tergambar jelas di wajahmu
Tapi tidak untuk semangatmu
Mengasihi dan menyayangi  hinggga ujung waktu

Ibu ...


Izinkan aku bersimpuh di hadapanmu
Memohon maaf atas segala dosa dan khilafku
Menitikkan air mata dan memelukmu
Karena hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu

Ibu ...


Durhaka adalah dosa besar untuk anakmu
Jika kata maaf tidak ku dapat darimu
Selamat Hari Ibu, untuk Ibu ku tercinta .

ditulis pada tgl 22 Des 2010 dalam rangka Hari  Ibu
ilustrasi: http://u2screative.blogspot.com editing by photo funia


Tips dan Kiat Mengikuti Tes Wawancara CPNS


Sebelumnya saya pernah menulis tentang Tips dan Kiat untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), jika tahapan tes tertulis telah dilalaui maka selamat saya ucapakan, karena sudah berhasil melalui tes dan diterima menjadi pelayan masyarakat serta pengabdi negara.

Tetapi di beberapa instansi pemerintahan baik itu pusat maupun daerah ada tahapan proses seleksi selanjutnya yang harus diikuti yaitu tes wawancara. Lantas untuk apalagi tes wawancara?, biasanya ini dilakukan untuk menilai kepribadian dari beberapa Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS) yang telah lulus ujian tertulis, tentunya memilih yang terbaik dari yang terbaik.

Di tahapan terakhir ini tetaplah percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, bolehlah berbangga hati tapi jangan menjadi jumawa karena sudah menyingkirkan ribuan pelamar lainya, dan tetap harus tahan mental, karena isu suap pasti akan berhembus kencang ditahapan ini, karena banyak orang yang beranggapan bahwa tes wawancara CPNS hanyalah formalitas belaka, karena disinilah CPNS akan diminta sejumlah uang untuk menduduki formasi yang dibutuhkan.

[FF] Love Emoticon






Malam ini



Komputer dinyalakan, turn on power, booting, loading, connect dan open browser.
Tanganku mulai asik bermain diatas keyboard, tab pertama capture peta di google earth,
pekerjaan kantor yang sudah tiga hari tertunda.

Setelah jam di dinding tepat diangka 00.00,  Falih bangun dari tidurnya.
Badannya masih panas, aku pun meraskannya, duduk di pangkuanku lalu berkata,
minimize tab kedua, dashboard Kompasiana judul Mawar untuk Jingga.

"Papa besok Falih mau mandi bola"
"Tapi papa besok kerja sayang, hari minggu saja ya",  aku usap kepalanya penuh kasih.
Close tab ketiga FB chat, love emoticon with Dewi Malam, reply "Met bobo sayang".

"Tapi papa hari minggu kemaren tetap sibuk kerja di depan komputer", suara polos kembali terdengar.
Aku terhenyak, log out, close all tab.
"Aku harus hentikan kegilaan ini, sebelum aku benar-benar gila", aku bergumam sendiri.

Shut down.

Lampu dimatikan, aku dekap penuh kasih anak semata wayangku, ada kehangatan yang nyata disana, bukan semu seperti dunia maya.

SMS diterima,
"Mama pulang hari senin pa, jagain Falih ya, masih banyak pekerjaan disini".


SPPD oh... SPPD



"Malam ini saya harus pulang ke Jakarta", suara Faiz diseberang telepon terdengar lesu. "Saya tidak tega mendengar anak saya di rumah hanya dengan baby sitter, bagaimana kalau anak saya tiba-tiba sakit, siapa yang akan mengurus?"

"Lho memang mamanya kemana, koq anakmu ditinggal sendiri sama baby sitter?", aku mulai menanggapi obrolannya.

"Pagi ini istri saya mendapat tugas dinas ke Palangkaraya dari kantornya, jadi anak saya ditinggal dirumah, tidak mungkin kan anak saya dibawa, selain merepotkan karena masih kecil, juga tidak ada anggaran tambahan jika ingin mengajak keluarga untuk dinas ke luar kota". Ia pun menjelaskan.

"Kenapa istrimu tidak menolak saja, nanti kan bisa digantikan dengan pegawai yang lain?", yang saya ketahui istri teman saya ini memang pegawai negeri juga, tapi di instansi pemerintah yang berbeda.

Apel Pagi atau Coffe Morning

"Masih penting kah apel pagi kalau isinya cuma begini", Faiz temen saya memulai obrolannya pada suatu kesempatan. Sebagai seorang pegawai negeri memang ada rutinitas seremonial yang wajib diikuti di kantornya yaitu  melaksanakan apel pagi setiap hari senin. Kegiatan yang biasanya dimulai dengan menyiapkan barisan oleh pemimpin upacara, pengormatan kepada pembina upacara, pembacaan Panca Prasetya Korpri (Kode Etik Korps Pegawai Negeri Indonesia dalam Janji/Komitemen) dan inti dari kegiataan ini adalah amanat dari pembina upacara, yang biasanya diisi oleh pejabat di tempatnya bekerja.

"Lho bukankah kegiatan apel ini termasuk kegiatan yang memupuk budaya disiplin kerja di kantor pemerintah seperti tempatmu bekerja itu?", saya mulai menanggapi obrolannya. "Paling tidak dalam waktu lima hari kerja ada pencerahan dan pembinaan dari pejabat-pejabat dilingkungan mu bekerja".

Thursday, January 6, 2011

Delapan Jurus Jitu Lulus PNS


Menjadi Pelayan Masyarakat atau PNS (Pegawai Negeri Sipil) memang tugas yang mulia, tentu jika niatnya benar-benar ingin mengabdi kepada masyarakat. PNS walaupun banyak yang menggunjingnya tetapi tetap saja menjadi pilihan bagi para pencari kerja bahkan yang sudah bekerja mapan sekalipun. Berdasarkan fakta yang ada ribuan calon pelamar yang mendaftar saat lowongan PNS mulai dibuka, seperti pada minggu-minggu ini ketika lowongan CPNS sudah mulai dibuka. PNS memang pekerjaan yang dibenci sekaligus di cari oleh orang. Jika berminat menjadi CPNS berikut Tips dan kiat yang bisa saya tulis dan semoga bermanfaat:

Pertama, Luruskan niat dan tekad untuk menjadi pengabdi kepada masyarakat, siapkan mental karena biasanya ketika berniat melamar menjadi CPNS akan terdengar suara-suara miring dari orang-orang disekitar, yang menyebutkan bahwa CPNS sekarang sudah tidak bersih dan banyak yang berhasil masuk dengan suap. Cara paling aman adalah jangan percaya omongan orang yang dapat menjatuhkan mental, karena berdasarkan fakta yang ada sudah banyak orang yang berhasil masuk CPNS dengan jujur tanpa mengeluarkan uang sepeserpun dengan kerja keras dan belajar sungguh-sungguh, tapi ada juga sebagian orang yang tertipu oleh calo-calo yang tidak bertanggung jawab hanya mengaku-ngaku bisa membuat lulus CPNS, tetapi hasilnya mengecewakan.

Mau Sholat ? Bayar Dulu








"Gila nih kapal, kenapa mau sholat aja mesti bayar, perlu dilaporin nih ke dinas terkait, bukanya negara menjamin kebebasan beribadah" begitu bunyi sms temen saya Faiz yang kemaren sore berangkat ke Jakarta untuk menemui anak dan istri tercintanya, setelah lima hari kerja dinas di daerah, sudah menjadi kebiasaannya mudik ke kota untuk bertemu keluarga kecilnya, deg saya kaget juga dibuatnya, karena penasaran akhirnya saya telpon dia.

"Masa sih mau sholat mesti bayar?" Saya bertanya sambil tidak percaya. " Karena ada urusan mendadak saya tadi izin ke atasan untuk pulang lebih cepat, sampai di dermaga saya buru-buru naik kapal, karena belum sholat ashar, jadi saya enggak memilih-milih kapal lagi", begitu teman saya ini memulai ceritanya. "Kapal yang saya tumpangi ini ada dua deck penumpang, kelas ekonomi di deck satu dan kelas II/AC diatas di deck dua. Karena belum sholat saya cari-cari mushola di kelas ekonomi ternyata enggak ada".

Nasib Seorang Pelayan Masyarakat


"Gajinya belum bisa keluar bulan ini mas, karena masih di urus di KPPN", demikian penjelesan dari Ana rekan satu angkatan Faiz teman saya yang hijrah ke kantor di daerah sebagai konsekuensi dari tugas seorang pelayan masyarakat yang mau tak mau, siap tak siap, harus bersedia jika di tempatkan di daerah, terpencil sekalipun. Toh itu sesuai dengan surat pernyataan yang pernah dia buat ketika melengkapi berkas persyaratan mendaftar, ada butir yang menyebutkan bahwa dia siap ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
Bingung, ya bingung, sebagai pegawai baru dengan golongan III/a, yang ganjinya tidak sebesar Gayus pegawai dirjen pajak itu, walupun golongannya sama, dan menghidupi seorang istri dengan satu anak yang sedang lucu-lucunya, berita ini cukup membuatnya shock. Karena tabungannya yang sedikit, hasil dari bekerja di perusahaan swasta sudah habis terkuras, sementara kebutuhan hidup harus tetap dicukupi. Namun dia tetap yakin dan optimis bahwa rezeki itu bisa datang dari mana saja.