Thursday, January 2, 2014

Kebahagian di Akhir Tahun 2013 dan Harapan di Awal Tahun 2014




Tidak terasa tahun 2013 telah berlalu berganti menjadi tahun 2014,  lika liku hidup telah dijalani sampai akhir tahun ini. Ada cerita bahagia, getir dan duka, berbaur menjadi satu, semua menjadi bagian dari sejarah perjalan panjang kehidupan. Banyak cerita bahagia disepanjang tahun ini, namun ada dua kisah bahagia saja yang ingin saya bagikan dengan harapan ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini.

Kebahagian pertama saya adalah keponakan saya menikah di akhir tahun 2013 ini, hei.. menikah kan cuma kebahagiaan biasa, oh bagi saya tidak, karena ada cerita panjang yang mengulir di belakangnya. Keponakan saya tersebut menikah dalam usia yang bagi sebagian orang sudah melewati batas umurnya. Ya, sebagai keluarga besar saya dilahirkan sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara, sehingga saya harus menerima takdir bahwa umur saya hanya berjarak satu tahun dengan keponakan saya tersebut, sedangkan saya sudah menikah lima tahun yang lalu dalam usia yang menurut pandangan agama yang saya anut adalah usia yang sudah lebih dari cukup ( more than twenty-five years) dan telah dikarunia seorang anak yang sehat.

Menjadi beban tersendiri bagi  anak pertama dari kakak laki-laki saya yang kedua tersebut, setidaknya menurut pandangan saya selama ini,  adalah karena dia  seorang perempuan. Ya perempuan, yang lebih banyak menunggu datanngya seorang arjuna untuk menjadi pendamping hidupnya. Dia adalah seorang pejuang dan pekerja keras, saya tahu itu, dibuktikan dengan ia mampu menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta dengan usahanya sendiri sambil bekerja di kantin kampus tempat ia menuntut ilmu,  karena orangtuanya di kampung sana hanya berasal dari keluarga biasa, bekerja sebagai petani dan penjahit musiman.