Thursday, September 10, 2020

Jurus Melawan Covid 19



gambar hanya ilustrasi


Hari ini adalah hari ketiga, setelah saya melakukan tes swab covid 19 yang kedua di RS. Pelni Jakarta Barat,  pembaca budiman tentu sudah tau, hasil tes swab saya yang pertama tanggal 24 Agustus 2020, yang satu hari setelah hari kelahiran saya itu, oleh dokter, berdasarkan uji laboratorium, saya  dinyatakan reaktif positif covid 19, jika ada pembaca  yang belum tahu kisahnya bisa dibaca disini

Jika berkenan membaca, pesan saya, siapkan tisu karena ceritanya penuh dengan drama, melebihi drama korea yang sedang digandrungi remaja, setengah remaja, sampai yang bukan remaja lagi, 😊😀😅. setidaknya begitu pesan yang saya terima  melalui whatshap, teman saya mewek setelah membaca kisahnya, terima kasih banyak Ya Allah masih banyak teman-teman yang menyayangi saya.

Saya dibuat dag dig dug, karena sampai siang belum memperoleh kabar hasil tes swab kedua, rasanya masih trauma dengan hasil tes pertama, padahal semenjak pagi saya sudah meminta info, melaui nomor khusus informasi hasil tes drive thru RS. Pelni, menanyakan hasil tes saya hari senin lalu. Saya memeilih RS. Pelni karena biaya tes nya paling murah, dibandingkan dengan tempat lain, dengan metode yang sama. 

Sementara itu ada teman yang bertanya beberapa kali, "sudah keluar belum hasilnya mas?". xixixi.  Akhirnya jam 1 lebih di inbox surel saya, ada satu pesan baru dari drive thru RS. Pelni dan alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. hasil tes swab kedua saya dinyatakan negatif.

Seperti yang saya sampaikan pada tulisan saya sebelumnya,  saya ingin berbagi tips selama saya melakukan isolasi mandiri, semoga saja bermanfaat untuk temen-temen yang sedang berjuang melawan virus corona, atau sebagai bahan referensi jika ada keluarga, saudara, kekasih hati, atau sahabat yang mengalami kejadian serupa. Berikut tips yang bisa saya berikan berdasarkan pengalaman saya sendiri.


Tetap optimis dan yakin bahwa virus corona bisa dilawan   

Semenjak saya dinyatakan positif, saya merasa dalam kondisi baik-baik saja, alhamdulillah, saya tidak merasakan gejala-gejala covid, seperti demam, batuk, hilang indera penciuman ataupun gejala yang lain. Tetapi terus terang, diawal mendapat berita, saya sempat shock, mental down dan fikiran buruk pun muncul.

Virus corona bukan sembarang virus, per tanggal hari ini, berdasarkan data WHO sudah berhasil menginveksi 17.688.740 penduduk dunia, dengan kasus meninggal 899.315 orang, sementara di Indonesia berdasarkan website Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sudah 207.203 orang yang terinveksi dengan jumlah angka kematian 8.336 orang. Subhanallah, bukan angka yang kecil dan  belum ada trend penurunan kasus sampai hari ini, pun di Jakarta.

Sikap optimis menurut saya menjadi syarat pertama untuk melawan virus corona. Untuk menumbuhkannya, memang diperlukan dukungan dari orang terdekat, suami/istri, orang tua, kekasih atau sahabat dekat. Yakinkan diri sendiri, bahwa virus corona pasti berlalu, bahwa virus ini bisa dilawan, supaya imun atau kekebalan tubuh menjadi kuat. 

Jika imun kuat tentu virus tidak akan menimbulkan gejala, hanya bertahan dalam tubuh dalam beberapa hari, yang disebut dengan masa inkubasi, dan berpotensi menularkan ke orang  lain. Menurut informasi yang saya baca, virus ini bisa menular kepada orang lain bahkan sebelum orang yang terinveksi merasakan gejalanya. Jahat banget emang si corona ini, lebih jahat dari kekasih, yang tega mutusin pas lagi sayang-sayangnya... eeeaaaaa... 🙈😝

Sikap optimis ini juga bisa dilakukan dengan lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, sadar umur sudah bertambah, kalau bukan sekarang kapan lagi mau rajin beribadah???
setidaknya menurut tausiah dari ustadz berdasarkan hadits riwayat Bukhori as, Allah mengampuni dosa-dosa hambanya disaat sedang sakit, jadi jangan disia-siakan untuk mohon ampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan, Wallahu a'lam bissawab.


Siapkan kamar tidur, kamar mandi dan perlengkapanya serta alat makan terpisah

Untuk mencegah penularan kepada anggota keluarga yang lain, memisahkan diri untuk sementara, itulah yang saya lakukan, bahkan kamar mandi pun tidak boleh dipakai orang lain, selama saya mengisolasi diri. Segala ihtiar harus dilaksanakan untuk seminimal mungkin resiko penularan dapat dihindari. 

Untuk peralatan makan, awalnya saya  menggunakan peralatan makan yang ada dirumah dan mencuci sendiri serta direndam dengan cairan dettol sesudah digunakan. Tetapi supaya lebih praktis dan aman, selanjutnya  saya menggunakan piring disposable sehingga sesudah dipakai bisa langsung dibuang, layaknya mantan yang pernah buat kita patah hati. eaaaaa lagi.... 🙈😝

karena ada kalanya bosan dengan masakan rumah, saya pun beberapa kali memesan makanan melalui aplikasi online.


penampakan perlengkapan isman


Tidak ada obat khusus, siapkan vitamin, suplemen kesehatan dan minyak kayu putih

Selama menjalani masa karantina, tidak ada obat khusus untuk membunuh virus corona, karena setahu saya memang belum ada, vaksin pun masih dalam tahap uji klinis. Sebagai penguat imun tubuh, saya minum vitamin c, vitamin e, zinc, imbost force dan seloxy AA, ditambah dengan isoprinosin, tablet untuk obat anti virusnya,  semua saya konsumsi masing-masing satu buah setiap hari, untuk isoprinosin  dosis pemakaian hanya untuk 6 hari saja.

Selain itu setiap pagi saya minum madu, jamu tradisional, terdiri dari beras kencur, temulawak dan kunyit asem, kiriman dari kaka Yola yang baik banget, sehari saya minum dua kali pagi dan sore, mengingat di botolnya tertera  tanggal kadaluarsanya.

Saya mengira saat kaka Yola menawari jamu itu, dalam bentuk kemasan, ternyata saya bener-benar dikirimi jamu tradisional dalam botol, yang sebelum saya karantina, sering saya beli sama bude tukang jamu yang lewat depan rumah.

Oh iya saya juga minum kapsul Lianhua Qingwen, saya baca kegunaan dikotaknya, membantu meredakan panas dalam yang disertai tenggorokan kering dan meredakan batuk,  kiriman dari kaka Ima dan kaka Itha yang juga mengirimi saya vitamin.

Ya Allah, saya punya kakak-kakak yang baik-baik banget, semoga Allah SWT. yang membalas kebaikanya, 
sebagai ritual penutup, sebelum tidur saya juga minum susu beruang, rutin selama masa karantina mandiri.

Terus minyak kayu putih buat apa? 
ya dioles ke seluruh badan,  untuk menghangatkan hatimu yang pernah terluka...  hahaha.

Percaya tidak percaya, ada teman yang mengirimkan tulisan, semacam testimoni, bahwa ada pasien positif covid 19 di wisma atlet yang hasil tes ke enamnya negatif, setelah menggunakan minyak kayu putih sebagai terapi pengobatan. 
Padahal lima kali tes sebelumnya hasilnya selalu positif, sementara dia sudah mengonsumsi vitamin, madu, buah, suplemen dan ramuan obat china.

Segala usaha harus saya coba,  saya pun menggunakan minyak kayu putih asli dari pulau buru, kalau saya tidak lupa oleh-oleh dari tugas ke Provinsi Maluku, dengan cara  setiap hari saya balurkan/oleskan ke dada, perut dan leher sebelum saya tidur. Efeknya badan menjadi terasa hangat.

Saya juga dikirimi seorang teman dari Lampung eucalyptus globulus, sebut saja inisalnya Endah, terima kasih banyak ndul, ternyata kamu perhatian banget sama akoh..jadi pengen nangis..😭😭, semoga Allah SWT juga yang membalas kebaikanmu 

kata temen saya, produk young living ini sejenis dengan minyak kayu putih tapi tanpa campuran, jadi murni  dan natural lah seperti cantikmu... eaaaaa.

Saya teteskan di masker, sebagai obat hisap kira-kira begitu, saya gunakan sesering mungkin, efeknya hidung langsung terasa plong dan pernafasan juga lebih nyaman, selebihnya beberapa kali saya teteskan diujung jari, lalu ditempelkan ditengah lidah, menurut informasi yang saya baca, si corona ini paling suka nongkrong di hidung dan tenggorokan, sehingga ketika swab, diambil sampelnya melalui hidung dan tenggorkan,  jadi mungkin doi gak suka bau minyak kayu putih, makanya pergi deh.


Olahraga dan berjemur

Dalam masa karantina mandiri setiap pagi sekurang-kurangnya 30 menit saya berolahraga, dengan memanfaatkan youtube, saya ikuti gerakan-gerakan instruktur senam aerobik, dari mulai pemanasan sampai gerakan pendinginan, pokoke sing penting awak keringatan, hehe.

Lalu berjemur dibawah matahari sekira 10 sampai dengan 15 menit antara jam 9 sampai dengan 10 pagi, yang menurut informasi adalah waktu yang terbaik untuk berjemur, tapi jika punya niat untuk menghitamkan kulit yang sudah terlalu putih, ya sesudah jam sepuluh pagi bisalah.


Membersihkan kamar dan perlengkapan yang digunakan secara rutin

Menyapu dan mengepel lantai kamar tidur, menjadi rutinitas setiap pagi selama saya melakukan isman, saya menggunakan wipol sebagai cairan pengepel lantai. Selain itu, kasur, bantal dan guling setiap hari saya jemur di bawah terik matahari.

Sementara pakaian yang saya pakai, seprai, sarung bantal dan guling juga rutin saya cuci setiap hari, dengan memasukan cairan dettol dalam bilasan terakhir. Oh ya bahkan selama isman saya juga menuangkan dettol ke dalam bak mandi,  gak banget sih baunya, tapi demi kesehatan semua rela ku lakukan.


Selalu menjaga protokol kesehatan

Meskipun dalam kondisi terisolasi di ruang terpisah, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi terutama memakai masker dan face shield dan menggunakan sarung tangan, jika terpaksa harus keluar dari kamar, gunakan cairan disinfektan untuk membersihkan alat-alat yang dipakai jika bepergian.

Kangen dengan anak ini yang sulit dibendung, saya mengobatinya dengan vidio call atau melihatnya bermain dari tangga, bukan tetangga ya, sampai cila beberapa hari lupa sama si papa, cuma dada dada kalau dipanggil dari tangga, tapi hari ini udah nempel lagi sama si papa kayak perangko.

Itulah beberapa tips yang saya lakukan di masa melakukan isolasi mandiri, untuk menghindari terpapar virus covid 19,  tetap patuhi protokol kesehatankarena jika sudah terpapar, meskipun imun kuat, namun virus ini beresiko untuk menular kepada orang-orang yang kita sayangi. 

Semoga  tulisan ini bermanfaat dan salam sehat selalu 😊
 

No comments:

Post a Comment