Tuesday, May 21, 2013

Mengatasi Anak Terlambat Bicara




Beberapa faktor penyebab anak terlambat bicara pada umumnya adalah karena anak terlalu aktif bergerak, sehingga ia tidak fokus dan kurang konsentrasi, ditambah kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan verbal sang buah hati akibat kesibukan bekerja. Hal ini pula yang dialami oleh Fais anak saya, ketika usianya sudah lebih dari tiga tahun, tidak sepertinya kebanyakan anak seusianya, ia masih mengalami kesulitan dengan kemampuan verbalnya. Jika diajak untuk  berbicara maka belum terjalin komunikasi yang baik.

Menghadapai kenyataan demikian maka timbulah perasaan cemas, takut, iba bercampur aduk menjadi satu, yang jika dituruti, tanpa kita sadari justru menyalahkan orang lain, misalnya menyalahkan pengasuh anak yang terlalu pendiam atau menyalahkan pasangan yang terlalu sibuk  bekerja. Bagaimanapun juga kemampuan verbal anak tetaplah menjadi tanggung jawab orang tua dan dengan  usaha yang  sungguh-sungguh tentu kita dapat membantu anak untuk menguasainya,  tips yang dapat dilakukan;


Terus melatih anak untuk berkomunikasi, peran orang tua untuk tidak menyerah  melatih dan menstimulasi anak berbicara dengan  mengenalkan huruf abjad, angka, nama-nama barang yang ada di sekelingnya seperti anggota tubuh, binatang, buah-buahan dan sebagainya. Membacakan buku dongeng atau buku-buku cerita bergambar yang banyak tersedia di toko buku akan sangat membantu menambah perbendaharaan kosa kota. Namun jika orang tua terlalu sibuk, hal sederhana seperti "memaksa" untuk mengucapakan kata-kata untuk memenuhi permintaanya juga dapat dilakukan, misalnya ketika anak minta dibuatkan susu, jangan segera di beri seblum dia mengucapkan kata-kata seperti yang kita contohkan.

Jauhkan dari gedget dan menonton televisi terlalu lama, perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat  kita mau tidak mau mengikutinya, baik karena kebutuhan pekerjaan, pergaulan dan lain sebagainya. Tentu ini juga berakibat anak-anak zaman sekarang lebih melek teknologi. Jangan samakan dengan keadaan kita kecil dahulu, walau masih usia balita, anak-anak sekarang sudah mahir memainkan getget baik itu laptop,  hand phone, tab, maupun teknologi sejenis. Hal ini membuat anak menjadi lebih senang menyendiri dan tidak perduli dengan lingkungan sekitar, karena ia terlalu asik dengan permainan yang terdapat di gedget tersebut, sehingga kita harus membatasinya.

Banyak orang tua yang tidak sadar akan akibat buruk  dari menonton  telivisi terlalu lama, karena anak hanya mendapatkan komunikasi searah, tidak timbal balik dari yang ia tonton, sehinga ia tidak terbiasa untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Akan lebih baik jika kita sering-sering memutarkan audio, seperti lagu anak-anak,  bisa di VCD/DVD Player yang ada di rumah atau di  kendaraan pribadi, sehingga ia terbiasa untuk mendengar dan mengingat untuk kemudian mengulang suara audio tersebut, selanjutnya orang tua tinggal membantu anak untuk meluruskan kata-kata yang belum jelas diucapkannya.

Luangkan waktu untuk mengajak  anak-anak bermain dengan teman seusinya di aneka tempat bermain anak, seperti play land, yang kini banyak terdapat di mal-mal maupun pusat berbelanjaan ataupun taman rekreasi lainnya. Selain mengajarkan anak berinterkasi sosial dengan sekililingnya, juga anak terbiasa mendengar dan melihat teman sebayanya berkomunikasi.

Jika dianggap perlu, masukan anak ke taman belajar untuk anak usia dini, seperti PAUD dan  play group. Selain mendapatkan pelajaran membaca, menghitung, mengaji dan lainya, anak juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Jika masih belum mendapati perkembangan yang berarti, segera konsultasikan ke dokter anak, apakah ada gangguan pada pendengarannya atau organ tubuh yang lain. 

Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan untuk terus melatih kemampuan berbicara, kini di usianya yang sudah mendekati angka empat, Fais sudah mengalami perkembangan yang  pesat. Terpenting adalah jangan mengabaikan perkembangan anak, karena orang tua lah yang beranggung jawab penuh terhadap masa pertumbuhannya. Itulah sedikit pengalaman yang mungkin bisa juga di alami oleh orang tua lain, semoga bermanfaat.


gambar: www.baturajaradio.com






No comments:

Post a Comment