Monday, December 11, 2023

Pemilu OSIS

 



Praktik pemilihan langsung, sudah dijalankan oleh sekolah saya, sejak dulu, melalui pemilihan ketua OSIS. Tahun 1998, jaman masih sekolah di SMA, saat presiden, gubernur, bupati, dan walikota masih dipilih oleh anggota Dewan Perwilan Rakyat dan Daerah. Prosesnya, dimulai dengan penyaringan kandidat, dari perwakilan setiap kelas 2 (sekarang kelas 11), oleh panitia pemilihan. yaitu pengurus OSIS sebelumnya. Saya menjadi salah satu calon dari 5 calon yang berhasil di jaring oleh panitia.

Masing-masing calon melakujan kampanye, menyampaikan visi dan misinya, jika terpilih menjadi ketua OSIS, di tengah lapangan sekolah, yang biasanya dipakai, untuk upacara atau olahraga. Disiapkan mimbar. Layaknya pidato-pidato para calon presiden, ditonton oleh seluruh siswa dan guru, seru sekali. 

Semua kandidat berpidato, di elu-elukan, oleh pendukung, disorakin oleh pendukung lawan. Bahkan saling ejek. Untuk menjatuhkan mental. Tapi tidak sampai berkelahi. 

Setelah penyampain visi misi, dilanjutkan dengan pemilihan langsung, satu orang satu suara, belum pakai kartu suara, siswa hanya diminta menuliskan pilihanya, di secarik kertas, digulung,  lalu diserahkan kepada panitia.

Setelah terkumpul semua, dihitung dan langsung diumumkan hasilnya hari itu juga. Yang paling banyak suaranya, jadi ketua OSIS. Yang kalah jadi anggota pengurus juga. Sehingga tidak ada permusuhan, setelah pemilihan selesai. Guyub lagi. Tidak ada dendam bagi yang kalah. 

Kalau saja di pemilu tahun depan, sebagai ajang pesta demokrasi terbesar di negara certinta ini, juga begitu, yang menang tidak jumawa, mau merangkul lawan untuk membangun bangsa, yang kalah juga tidak dendam kesumat, alangkah indahnya.  

gambar: https://smanegeri2tanggul.sch.id/

No comments:

Post a Comment